Sesuaikah Gaya Hidup Materialisme dengan Nilai-nilai Agama dan Pancasila?
Judi Online – Sehingga, tak heran jika banyak dari kita yang meniru gaya hidup artis Korea. Ia melanjutkan, tren seperti FOMO (Fear of Missing Out), YOLO (You Only Live Once) yang marak di media sosial, serta tantangan menjadi generasi sandwich (generasi yang harus menanggung hidup orang tua, diri sendiri, dan anak atau adik-adik), membelenggu banyak generasi muda. Saya sendiri merupakan seorang mahasiswa yang tinggal ngekos, dan hampir seluruh teman saya juga merupakan anak kos. Sebagai generasi milenial, saya juga sedikit banyak terpengaruh gaya hidup ala Korea. Setelah melakukan “kompilasi” (pengumpulan) berbagai artikel terkait relasi Yudaisme dan Yesus dan saya bukukan dengan judul “Jejak Kaki Sang Rabi”, maka kali ini saya melakukan kompilasi berbagai artikel terkait peta pemikiran mengenai mazhab Judeochristianity terkait pokok keimanan (akidah/emunah), peribadatan (ibadah/avodah) serta gaya hidup (akhlaq/halakah). Namun, mereka lebih sulit mengatur mindset dan psikologis terkait tren seperti FOMO dan YOLO, jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Perbedaan selera itu, contohnya terkait fashion, yaitu skinny jeans. Oleh karena itu, Gen Z dan Milenial dinilai perlu belajar menahan diri terhadap godaan sesaat dan memiliki gaya hidup minimalis.
Sesuaikah Gaya Hidup Materialisme dengan Nilai-nilai Agama dan Pancasila?
Namun tanpa disadari dibalik dampak positif ini, gaya hidup konsumtif juga memberikan dampak negatif yang berkepanjangan jika pelaku tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dari godaan materi. Jika masalah tersebut dibiarkan, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) akan melebihi kapasitasnya dan tidak lagi bisa mengatasi sampah-sampah tersebut. Itulah mengapa hari ini kami akan mendedikasikan artikel ini untuk memberi Anda beberapa tip tentang cara memperbaiki masalah ini dan menyelesaikannya dengan cara yang paling sehat dan paling sukses. Perihal selera minuman, kedua generasi ini agaknya sulit untuk disatukan. Perihal makanan dan minuman, milenial sangat terobsesi dengan pizza dan kopi. Meski demikian, riset dari Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan, penambahan susu pada kopi mampu mengurangi kadar chlorogenic acid dalam tubuh hingga 28 persen. Hasil amatan Zheng dan Echave juga menemukan kecemasan dan depresi meningkat pada warga kulit putih sejak generasi Baby Boomer (kelahiran 1943-45) hingga Gen Y. Meski demikian, statistiknya terlihat datar pada warga kulit hitam dalam periode generasi yang sama. Anehnya, angka ‘kemungkinan pernah merokok’ berangsur meningkat dari generasi ke generasi baik untuk warga kulit hitam dan putih. Bisa jadi inilah waktu tepat untuk menyalurkan kegemaran ataupun Me Time.
Generasi X dan Y mungkin relatif masih muda, akan tetapi tidak tepat jika masalah kesehatannya diremehkan begitu saja. Media sosial dapat membuat sosialisasi seseorang menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja (tidak terbatas). Meski awalnya sempat diragukan karena terdapat laporan penurunan konsumsi rokok sejak 1970-an, Zheng menjelaskan, salah satu kemungkinannya adalah orang-orang di generasi yang lebih tua berhenti merokok dalam jumlah yang lebih besar, sementara generasi yang lebih muda lebih mungkin untuk mulai merokok. Menurut Felicia, hal ini mungkin karena faktor usia yang masih muda dan belum melewati banyak krisis ekonomi. Hal ini mengakibatkan restaurant baik di mall, hotel dan stand-lone menjadi sepi pengunjung. Konsumsi buah berserat akan membuat system pencernaan Anda menjadi lancar, serta proses penyerapan nutrisi dari setiap makanan yang kita makan menjadi lebih efektif. Sebagai contohnya, seseorang itu perlu banyak mengambil makanan yang berserat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan serta mengurangkan makanan yang berlemak atau mengandungi kolesterol yang tinggi. Mereka juga menganggap gaya itu dapat menunjukkan rasa percaya diri yang lebih tinggi. Baca juga: Apa Itu Taro Boba? Baca juga: 7 Emoji Ini Sering Keliru Diartikan, Apa Makna Sebenarnya? Phthalates ini dipakai untuk membuat berbagai produk plastik menjadi lebih solid. “Salah satu cara untuk memastikan keuangan yang sehat serta masa depan finansial aman adalah dengan menerapkan gaya hidup minimalis, yakni hidup secukupnya, membuat anggaran harian, bulanan, dan tentunya memiliki tabungan plus dana darurat,” kata Felicia.
Sebab menurut Investment storyteller Felicia Putri Tjiasaka, permasalahan generasi muda saat ini adalah gaya hidup yang cenderung boros dan tidak mempedulikan investasi. Felicia mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat generasi milenial dan gen Z boros dan sulit menabung. Jika kamu bukan perokok aktif namun berada di lingkungan perokok, maka ada baiknya menghindari lingkungan buruk seperti ini yang bisa berimbas pada kesehatanmu. Mereka menilai celana ini memiliki model yang sudah out-of-date dan tidak cocok dipakai bepergian. Menurut gen Z, jenis celana itu merupakan item fashion yang sudah kuno dan harus ditinggalkan. Namun, hal itu tidak disukai gen Z. Menurut mereka, emoji itu sudah sangat ketinggalan zaman. Namun, di sisi lain, milenial sangat menyukai gaya rambut dengan belahan ke samping. Milenial begitu menyukai emoji “tertawa sampai menangis”. Alih-alih menggunakan emoji tertawa, gen Z lebih suka emoji yang lebih atraktif, misalnya saja emoji bintang. Untuk mengukur kesehatan fisik responden, mereka menggunakan delapan indikator kondisi yang meliputi sindrom metabolik, konstelasi risiko penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan diabetes. Akan tetapi, konsumsi miras terlihat meningkat baik untuk pria kulit putih dan kulit hitam, terutama setelah generasi X akhir (kelahiran 1973-80). Konsumsi narkoba mereka di jalanan juga meningkat, bahkan sejak era Boomer akhir (kelahiran 1956-64). Menurut Zheng dan Echave, konsumsi narkoba di jalanan sebenarnya sempat menunjukan penurunan.